ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH SINTAKSIS BERBASIS LESSON STUDY PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG

Authors

  • Rochmat Tri Sudrajat IKIP Siliwangi
  • Reka Yuda Mahardika IKIP Siliwangi
  • Latifah Latifah IKIP Siliwangi

Abstract

Ada asumsi-asumsi mengapa para mahasiswa melakukan kesalahan dalam berbahasa. Padahal jelas, sebagai mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia, semestinya mereka hirau dengan bahasa yang mereka gunakan dan meminimalkan kesalahan-kesalahan berbahasa. Pertama, mereka kurang peduli terhadap bahasa yang benar sekedar menganggap bahwa bahasa yang benar adalah bahasa yang semata-mata dapat dipahami oleh para pembaca. Kedua, mereka tidak memiliki motivasi untuk mempelajari penggunaan bahasa secara benar, sehingga mereka tidak memedulikan pemahaman dan pengejawantahan yang menyeluruh terhadap bahasa Indonesia. Ketiga, para mahasiswa kurang menguasai teknik berbahasa Indonesia yang benar, baik ditinjau dari tata bahasa, EYD, logoka bahasa, dan lainnya. Rumsan masalah dalam penelitian ini meliputi; 1) bagaimanakah langkah-langkah penerapan pembelajaran mata kuliah sintaksis berbasis lesson study di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia?, 2) bagaimanakah kemampuan berbahasa Indonesia pada mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung?, bagaimanakah penguasaan kaidah bahasa Indonesia pada mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung? Dari hasil analisis kesalahan berbahasa didapat kesimpulan bahwa, dari empat aspek yaitu ejaan, kata, frasa, dan kalimat, kemampuan yang kurang dimiliki mahasiswa terutama dari sisi penguasaan penggunaan kata dengan (68) kesalahan. Bandingkan dengan kesalahan ejaan (37), frasa (15), dan kalimat (33). Dari penguasaan kaidah, mahasiswa prodi bahasa dan sastra Indonesia memiliki kekurangan terbesar terutama dari penguasaan penggunaan kata. Hal ini merefleksikan bahwa penggunaan kata-kata yang tidak benar sudah digunakan secara masif, bahkan oleh mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia. Bila bahasa adalah kebiasaan, maka solusi yang paling memungkinkan adalah perlu adanya contoh dari para dosen dan pembiasaan mahasiswa untuk meminimalkan penggunaan kata-kata yang tidak benar.

Downloads

Published

2018-01-01