MENINGKATKAN MINAT SAINS PADA ANAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Authors

  • Siti Aisyah RA Nurul Huda, Bandung
  • Ifat Fatimah Zahro IKIP SIliwangi

DOI:

https://doi.org/10.22460/ceria.v3i6.p%25p

Keywords:

Contextual learning models, Science Interest, Children

Abstract

The goal of science in early childhood is to increase curiosity and problem-solving. Through science, children get knowledge and scientific information in the environment. The findings of researchers found that science is less attractive to children, lack of simple science experiments to know an increase in interest in science through contextual learning models. Classroom action research is the method in this study with the subject of children consisting of 3 boys and 8 girls in RA NURUL HUDA with data collection techniques of researchers through observation and documentation based on the Kemmis and McTaggart models consisting from the first cycle consisting of the plan, action, observation, reflection. Then the data analysis is made using reduction to focus on the data in the rough field, then the data display is made where the data is arranged pulled conclusions so that it can explain important data as the end of the study. The data obtained after the study are the data of children who have not yet developed 9.0%, the data of children who began to develop 18.1%, the data of children who developed according to expectations 36.3%, the data of children who developed very well 27.2%. 

Tujuan sains pada anak adalah untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan pemecahan masalah. Melalui  sains anak mendapatkan pengetahuan serta informasi ilmiah dialam sekitar. Temuan peneliti yang didapat bahwa sains kurang diminati anak kurangnya percobaan sains sederhana mengetahui peningkatan minat sains melalui model pembelajaran kontekstual. Penelitian tindakan kelas (classroom action reseach) menjadi metode dalam penelitian ini dengan subjek anak terdiri dari 3 anak laki- laki dan 8 anak perempuan di RA NURUL HUDA dengan teknik pengumpulan data peneliti melalui observasi dan dokumentasi yang didasarkan pada model Kemmis dan McTanggart yang terdiri dari siklus I yang terdiri dari : rencana, aksi, observasi, refleksi. Kemudian dibuat analisis data dengan cara reduksi untuk memusatkan perhatian pada data dilapangan yang bersifat kasar, kemudian dibuatlah display data dimana data tersebut disusun ditarik kesimpulam sehingga dapat menjelaskan data penting sebagai akhir penelitian. Data yang didapat setelah dilakukan penelitian yakni data anak yang belum berkembang 9,0%, data anak yang mulai berkembang 18,1%, data anak yang berkembang sesuai harapan 36,3%, data anak yang berkembang sangat baik 27,2%. 

References

Hendriana, H., & Afriliyanto M. 2017. Langkah Praktis Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Bandung.PT.Refika Aditama

Nugraha, A. 2008. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung: JLSI foundation.

Muzdalifah, Y. (2015). PENERAPAN STRATEGI PHYSICAL SELF-ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MENINGKATKAN KEJUJURAN SISWA (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia). (diunduh tanggal 19 april 2020)

Nurhadi (2002) Pendekatan Kontekstual. Jakarta: Depdiknas

Oktavia, H., Kurniati, K., Santana, F. D. T., & Aprianti, E. (2020). Penerapan Metode Discovery Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Anak Kelompok B. CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif), 3(2), 110-118.

Sugiyono (2017). Metode Penelitian Kombinasi Bandung. Alfabeta

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zahro, I. F. (2015). Penilaian dalam pembelajaran anak usia dini. Tunas Siliwangi: Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung, 1(1), 92-111.

Zahro, I. F., Atika, A. R., & Westhisi, S. M. (2019). Strategi Pembelajaran Literasi Sains Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Potensia, 4(2), 121-130.

Downloads

Published

2020-08-18