https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/ceria/issue/feed CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) 2024-03-14T13:58:00+00:00 Ririn Hunafa Lestari ririnhunafa@ikipsiliwangi.ac.id Open Journal Systems <p><strong>Ceria (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif)</strong> is an a peer-refereed open-access journal dedicated to interchange for the results research in all aspect of early childhood education. This journal is founded in <strong><a href="https://ikipsiliwangi.ac.id">IKIP Siliwangi</a></strong>. The journal publishes state-of-art papers in fundamental theory, experiments and simulation, as well as applications, with a systematic proposed method such as use teh qualitative method, quantitative method, and mix method sufficient review on previous works, expanded discussion and concise conclusion.</p> <p>The focus of Ceria journal is a media for disseminating the result of research about Early Childhood Education. Scope of Ceria Journal is 1) development of early childhood. 2) Parenting. 3) Management institution of early childhood education. 4) Early child development assessment. 5) Learning strategy. 6) Educational tool planning. 7) Instructional media, innovation in early childhood education and various fields related to Early Childhood Education.</p> <p>Finally, since 2020, the journal has been <strong>ACCREDITED by the Ministry of Research, Techonology, and Higher Education, the Rebulic of Indonesia</strong> as an achievement for a peer-reviewed journal that has excellent quality in management and publication. To improve the quality of articles in the CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif), starting 2024, templates for CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) articles are using a <strong>new template</strong>. The <strong>new template</strong> can be obtained on the page <a title="New Template Journal of Ceria" href="https://docs.google.com/document/d/1EepmXW63U8MjhnJ5q693NDSm9oIGQRln/edit?usp=sharing&amp;ouid=113978737437879908848&amp;rtpof=true&amp;sd=true" target="_blank" rel="noopener">(Download here)</a>.</p> https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/ceria/article/view/22294 Belajar Melalui Bermain: Seni sebagai Sarana Pembelajaran bagi Anak Usia Dini 2024-03-06T14:38:55+00:00 Nurlina Nurlina nurlinadarsing@gmail.com Bahera Bahera herabahera@gmail.com <p>Pendidikan Anak Usia Dini menekankan pentingnya pembelajaran seni melalui pendekatan bermain. Oleh karena itu, artikel ini menginvestigasi dampak integrasi seni dalam pembelajaran pada perkembangan anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran seni dalam pembelajaran anak usia dini, mengevaluasi efektivitas pendekatan belajar melalui bermain dengan seni, mengukur pengembangan keterampilan motorik halus, kreativitas, dan imajinasi anak, serta menganalisis respon emosional dan psikologis anak terhadap pembelajaran seni melalui pendekatan bermain secara holistik. Metode penelitian yang digunakan adalah <em>Systematic Literature Review</em>, yang terfokus pada seni sebagai sarana pembelajaran bagi anak usia dini dalam konteks belajar melalui bermain. Data dikumpulkan melalui pencarian di <em>Google Scholar</em> yang menyediakan berbagai publikasi ilmiah tentang peran seni dalam pembelajaran anak usia dini. Dari 20 artikel, 10 dipilih sebagai fokus utama penelitian ini. Data dianalisis menggunakan <em>thematic analysis </em>untuk mengidentifikasi tema-tema utama terkait peran seni dalam pembelajaran dan belajar melalui bermain. Dalam tinjauan literatur, ditemukan bahwa peran seni dalam pembelajaran dan efektivitas pendekatan belajar melalui bermain memiliki dampak positif yang signifikan terhadap pengembangan keterampilan motorik halus, kreativitas, dan respon emosional dan psikologis anak. Selanjutnya hasil penelitian ini menekankan pentingnya integrasi seni dalam pendidikan prasekolah untuk memperkaya pengalaman pembelajaran anak usia dini dan mendukung pertumbuhan anak secara menyeluruh.</p> <p>Early Childhood Education emphasizes the importance of learning art through a play approach. Therefore, this article investigates the impact of the integration of art in learning on early childhood development. This study aims to identify the role of art in early childhood learning, evaluate the effectiveness of learning approaches through play with art, measure the development of fine motor skills, creativity, and imagination of children, and analyze children's emotional and psychological responses to art learning through a holistic play approach. The research method used is Systematic <em>Literature Review</em>, which focuses on art as a means of learning for early childhood in the context of learning through play. The data was collected through a search on <em>Google Scholar</em> which provides a variety of scholarly publications on the role of art in early childhood learning. Out of 20 articles, 10 were chosen as the main focus of the study. Data were analyzed using thematic analysis to identify main themes related to the role of art in learning and learning through play. In a literature review, it was found that the role of art in learning and the effectiveness of the learning through play approach had a significant positive impact on the development of fine motor skills, creativity, and emotional and psychological responses of children. Furthermore, the results of this study emphasize the importance of integrating art in preschool education to enrich the early childhood learning experience and support children's overall growth.</p> 2024-03-25T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/ceria/article/view/22314 Modifikasi Media Big Book Berbasis Metode Montessori untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B 2024-03-07T00:45:51+00:00 Vena Yuliana vena.y1696@gmail.com Sharina Munggaraning Westhisi sharina@ikipsiliwangi.ac.id <p>Membaca tidak hanya membaca huruf tapi dapat diawali dengan membaca gambar kemudian dilanjutkan dengan membaca huruf dan kalimat. Membaca permulaan bagi anak terbatas pada pengucapan lambang bunyi huruf, kata dan kalimat dalam bentuk sederhana. Media pembelajaran big book dapat dijadikan pilihan untuk menumbuhkan minat baca anak usia dini. Dalam big book, anak tidak hanya bisa melihat gambar yang penuh warna tetapi juga bisa membaca tanpa ada perasaan bosan dengan materi bacaan yang dibaca. Modifikasi big book yang telah disesuaikan dengan ciri metode montessori dilengkapi dengan gambar yang erat dengan kehidupan anak, seperti hewan, tumbuhan dll. Tujuan penelitian mendeskripsikan modifikasi media big book berbasis metode montessori dalam peningkatan membaca permulaan pada kelompok B. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif. Penelitian ini melibatkan kepala sekolah, dua guru kolompok B dann 14 anak usia 5-6 tahun. Teknik pengumpulan data : observasi, wawancara dan dokumentasi, adapun analisis data deskriptif kualitatif, yaitu: 1) Reduksi data, 2) Penyajian data, dan 3) Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian di lapangan menunjukan adanya peningkatan kemampuan membaca permulaan anak kelompok B di Tk Quranikids <em>School.</em></p> <p>Reading can start by reading pictures and then continue by reading letters and sentences. Reading is not only about reading letters. Children's early reading is limited to pronouncing simple sound symbols for letters, words, and phrases. To encourage a preschool child's interest in reading, a big book learning media is an option. Children can read enormous books without being bored because they often contain colorful pictures and are large. Big Book modifications have been adapted to the characteristics of the Montessori method and equipped with pictures that are closely related to children's lives, such as animals, plants, etc. The objective of the research was to describe the modification of big book media based on the Montessori method for improving early reading in group B. The method used was descriptive-qualitative. This study involved the principal, 2 group B teachers, and 14 children aged 5–6 years. Data analysis techniques: observation, interviews, and documentation, As for qualitative descriptive data analysis, namely: 1) data reduction, 2) data presentation, and 3) conclusion drawing, The result of this research showed an increase in the early reading ability of group B children in the Quranikids School Kindergarten.</p> 2024-03-25T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/ceria/article/view/22337 Keluarga dan Sekolah : Pembentukan Perilaku Disiplin Belajar Salat Anak Usia Dini 2024-03-07T00:55:18+00:00 Wina Roihah winaroihah@gmail.com Asep Munajat asepmunajab@gmail.com Alfian Ashshidiqi Poppyariyana alfiantetepblie@gmail.com <div><span lang="EN-US">Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kewajiban orang tua sebagai pembina dasar atau pendidik utama terhadap anaknya dalam pembinaan belajar salat dan perilaku disiplin anak usia dini ketika belajar salat. Sejalan dengan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola asuh orang tua dalam pembentukan perilaku disiplin belajar salat dan perilaku disiplin anak dalam belajar salat di sekolah. Jenis penelitiannya kualitatif dengan desain studi kasus. Sumber data yaitu 14 orang tua beserta dua orang guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis datanya adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jenis pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dalam membentuk disiplin belajar salat yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif. Berdasarkan hasil penelitian dalam enam kali pertemuan perilaku disiplin anak dalam belajar salat sudah bisa dinyatakan dapat berdisiplin dengan baik sebanyak 11 anak dari jumlah total 14 anak, dengan rincian tujuh anak dari pola asuh demokratis sekaligus menjadi pola asuh mayoritas dan menjadi pola asuh yang berdampak positif terhadap disiplin belajar salat, sisanya dari pola asuh otoriter sebanyak satu anak dan dari pola asuh permisif sebanyak tiga anak. Kesimpulannya bahwa pola asuh demokratis lebih berdampak positif terhadap perilaku disiplin anak, sehingga anak dapat dinyatakan berdisiplin dengan baik dan konsisten. </span></div> <div> </div> <div> <div><span lang="EN-US">This research is motivated by the obligations of parents as basic coaches or primary educators for their children in fostering prayer learning and early childhood discipline behavior when learning to pray. In line with this background, this research aims to determine parental parenting patterns in forming disciplined behavior in learning to pray and children's disciplinary behavior in learning to pray at school. The type of research is qualitative with a case study design. The data sources are 14 parents and two teachers. The data collection techniques used were interviews, observation, and documentation. Data analysis is data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. The results of this research show that the types of parenting patterns applied by parents in forming the discipline of learning to pray are authoritarian parenting, democratic parenting, and permissive parenting. Based on the results of research in six meetings of children's disciplinary behavior in learning to pray, it can be stated that 11 children out of a total of 14 children can be disciplined well, with details of seven children from a democratic parenting style, which is also the majority parenting style, and a parenting style that has a positive impact on discipline in learning to pray, the rest from an authoritarian parenting style of one child, and a permissive parenting style of three children. The conclusion is that democratic parenting has a more positive impact on children's disciplinary behavior so that children can be declared well and consistently disciplined.</span></div> </div> 2024-03-24T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/ceria/article/view/21229 Congklak: Permainan Tradisional dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka 1-10 pada Anak Usia Dini 2024-02-23T08:55:06+00:00 Fitriani Fitriani anif28034@gmail.com Heni Nafiqoh heninafiqoh@ikipsiliwangi.ac.id Syah Khalif Alam khalif@ikipsiliwangi.ac.id <p>Penelitian ini berawal dari rendahnya kemampuan mengenal angka pada anak kelompok A di TK Bina Insan Pertiwi. Melalui media permainan tradisional congklak diharapkan dapat mengetahui dan terjadi peningkatan kemampuan anak mengenal angka 1-10 melalui permainan tradisional congklak pada anak kelompok A di TK Bina Insan Pertiwi karena proses tersebut menjadi tujuan dalam penelitian ini. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dijadikan metode dalam penelitian ini. Sebanyak 12 anak kelompok A yang dijadikan subjek dalam penelitian ini. Wawancara, observasi dan dokumentasi dijadikan sebagai alat pengumpulan data. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif yaitu reduksi data, display data, kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian dalam delapan kali pertemuan melalui permainan tradisional congklak terbukti anak dapat menunjukan, menyebutkan, mengurutkan dan menulis angka 1-10 secara urut serta dengan benar yang disampaikan oleh guru. Hal ini terlihat hasilnya dari 12 anak yang diteliti, 6 anak menunjukkan berkembang sangat baik (BSB) kemudian yang berkembang sesuai harapan (BSH) yaitu 4 anak, hanya 2 anak saja pada pertemuan kedelapan yang masih membutuhkan bimbingan dari guru, yang berarti guru dinilai melakukan kegiatan seperti yang peneliti inginkan.</p> <p>This study began with the low ability to recognize numbers in group A children at Bina Insan Pertiwi Kindergarten. Through the traditional game congklak media, it is hoped that there will be an increase in the ability of children to recognize numbers 1–10 through the traditional game of congklak in group A children at Bina Insan Pertiwi Kindergarten, because this process is the goal of this study. Descriptive research with a qualitative approach is used as the method in this study. A total of 12 children in group A were used as subjects in this study. Interviews, observations, and documentation were used as data collection tools. The data analysis technique in this study uses qualitative analysis, namely data reduction, data display, conclusion, or verification. The results of the study in eight meetings through the traditional game of Congklak proved that children could show, mention, sort, and write numbers 1–10 in order and correctly conveyed by the teacher. This can be seen from the results of the 12 children studied: 6 children showed very well developed, whereas those who developed as expected were 4 children. Only 2 children at the eighth meeting still needed guidance from the teacher, which means the teacher is considered to be doing activities as researchers want.</p> 2024-03-23T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/ceria/article/view/21732 Metode Cantol Roudhoh: Metode Pengajaran dalam Mengem-bangkan Kemampuan Membaca Anak Kelompok B 2024-02-23T09:00:27+00:00 Ika Cartika ikadito528@gmail.com Ema Aprianti emaaprianti@ikipsiliwangi.ac.id <div><span lang="EN-US">Dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak diperlukan pola yang tepat agar kemampuan bahasa berkembang optimal. Kemampuan bahasa dapat ditingkatkan melalui metode cantol roudhoh yang menarik untuk peserta didik karena disampaikan dengan cara belajar sambil bermain dan bernyanyi. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat peningkatan kemampuan membaca awal menggunakan metode cantol roudhoh pada kelompok B di Kober Arafah Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu sebuah metode yang sifatnya mendeskripsikan, dengan analisis yang merujuk pada data dan teori yang ada dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan subjek penelitian berjumlah delapan anak. Teknik pengumpulan data dan reduksi data menjadi teknik yang digunakan dalam penelitian ini. Sebelum penelitian, terdapat empat anak belum berkembang (BB) dan empat anak mulai berkembang (MB) dalam memahami cerita yang disampaikan, dan mampu menyebutkan suku kata. Melalui kegiatan pembelajaran cantol roudhoh ini, menunjukkan hasil penelitian terdapat dua anak yang berkembang sesuai harapan (BSH) dan enam anak berkembang sangat baik (BSB). Anak mulai memahami suku kata dan cantolan kata, memahami cerita yang disampaikan, mampu menebak kata dan mampu meniru huruf. Selain itu anak juga mampu menjawab pertanyaan sederhana. Dengan cantol roudhoh, pemahaman membaca peserta didik terbukti meningkat.</span></div> <div> </div> <div> <div><span lang="IN">To improve language skills in children, appropriate methods are needed so that language skills develop optimally. Language skills can be improved by using the cantol roudhoh method, which is interesting for children because it is delivered by learning while playing and singing. This research was conducted because the ability to read has not reached the minimum standard according to the standard rules. The purpose of this study was to improve early reading skills through the cantol roudhoh method in group B in Kober Arafah, Bandung City. This study uses a qualitative descriptive method, which is a method that is descriptive in nature, with analysis that refers to existing data and theories and data collection techniques through observation, interviews, and documentation methods. Subjects in the study amounted to eight children. Before the study, there were four out of eight children who were still underdeveloped and four children were starting to develop in understanding the story being told and mentioning syllables and words well. After the learning process using the cantol roudhoh method showed the results of the study, there were two children who developed as expected and six children who developed very well. Children begin to understand syllables and word hooks, understand the story being told, are able to guess words, and are able to imitate letters. In addition, children are also able to answer simple questions. Overall, the cantol roudhoh method can improve reading skills in children in Group B.</span></div> </div> 2024-03-21T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/ceria/article/view/21566 Pembelajaran Seni Tari Tradisional dalam Upaya Peningkatan Motorik Kasar Bagi Anak Usia Dini 2024-02-21T14:39:53+00:00 Elis Siti Aisyah elissiti1604@gmail.com Rohmalina Rohmalina rohmalina@ikipsiliwangi.ac.id <div><span lang="EN-US">Pembelajaran seni tari tradisional adalah salah satu strategi dan stimulus bagi anak usia dini dalam mengembangkan fisik dan motorik kasarnya. Penelitian dilakukan karena terdapat beberapa anak dengan koordinasi gerak yang belum baik. Peneliti merasa perlu untuk memberikan pembelajaran menari sebagai solusi dari masalah tersebut. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan gerak motorik kasar anak usia dini di Kober Arafah melalui seni tari tradisional Sakadang Buruy. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah anak kelompok B di Kober Arafah. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya teknik analisis data dilakukan melalui data statistik deskriptif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan secara bertahap. Penelitian dilakukan dalam 4 siklus dan setiap siklus dilakukan dalam 2 pertemuan. Pada siklus satu diperoleh data sebanyak 70% anak mencapai tahap berkembang sesuai harapan, siklus 2 masih belum ada perkembangan, peningkatan terjadi pada siklus 3 menjadi 80% pada anak yang berkembang sesuai harapan. Siklus 4 berubah menjadi 60% untuk yang berkembang sesuai harapan dan 30% berkembang sangat baik. Dengan demikian pembelajaran seni tari tradisional yang diberikan dapat menjadikan aspek motorik kasar anak kelompok B meningkat di Kober Arafah Bandung.</span></div> <div> </div> <div> <div><span lang="EN-US">Traditional dance learning is one of the strategies and stimuli for early childhood in developing their physical and gross motor skills. The research was conducted because there were some children with poor movement coordination. Researchers feel the need to provide dance lessons as a solution to this problem. The purpose of this research is to improve the gross motoric movements of early childhood in Kober Arafah through the traditional dance of Sakadang Buruy. The research method used was classroom action research. The research subjects were group B children in Kober Arafah. Data was collected through observation, interviews, and documentation. Furthermore, the data analysis technique is carried out through descriptive statistical data. The results obtained in the study showed a gradual increase. The research was conducted in 4 cycles, and each cycle was carried out in 2 meetings. In the first cycle of data obtained, as much as 70% of children reached the stage of development as expected; in cycle 2, there was still no development. The increase occurred in cycle 3 to 80% in children developing as expected. Cycle 4 changes to 60% in children developing as expected and 30% in children developing very well. Thus, the teaching of traditional dance that was given succeeded in increasing the gross motor skills of group B children in Kober Arafah.</span></div> </div> 2024-03-20T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/ceria/article/view/22374 Keterlibatan Ayah dalam Mengasuh terhadap Kesejahteraan Psikologis Ibu dan Anak 2024-03-06T14:43:33+00:00 Yulia Mauluddia mauluddia14@upi.edu <p>Saat ini, masih ada pandangan yang menganggap bahwa kewajiban dalam mengasuh anak semata-mata menjadi tanggung jawab seorang ibu. Fenomena ini menjadi salah satu penyebab sejumlah kasus yang melibatkan gangguan kesehatan mental pada ibu serta perasaan kesepian yang dialami oleh anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterlibatan ayah dalam mengasuh terhadap kejahteraan psikologis ibu dan anak. Metode penelitian ini menggunakan metode <em>systematic literature review</em> yaitu suatu proses yang mencakup identifikasi, penilaian, dan interpretasi seluruh bukti penelitian yang ada, dengan tujuan memberikan jawaban yang terarah terhadap pertanyaan penelitian tertentu. Metode ini melibatkan tiga tahap utama, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Objek penelitian dalam artikel ini adalah keterlibatan ayah dalam mengasuh. Analisis data yang digunakan adalah analisis tematik yaitu proses yang mencakup pembacaan melalui sekumpulan data dan pencarian pola makna di dalam data tersebut dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menemukan topik yang akan muncul dalam penelitian ini. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam pengasuhan mampu memenuhi kebutuhan psikologis, menjaga kesehatan mental ibu dan memberikan dukungan psikologis kepada anak. Penelitian ini mengungkapkan pentingnya keterlibatan ayah dalam kehidupan keluarga, memberikan wawasan mendalam mengenai dampak positifnya terhadap kesejahteraan psikologis istri sebagai ibu dan juga berpengaruh signifikan pada perkembangan psikologis anak-anak.</p> <p>Today, there is still a view that considers that the obligation to care for children is solely the responsibility of a mother. This phenomenon is one of the causes of a number of cases involving mental health disorders in mothers as well as feelings of loneliness experienced by children. This study aims to determine the effect of Father's involvement in parenting on the psychological well-being of mothers and children. This research method uses the systematic literature review method, which is a process that includes the identification, assessment, and interpretation of all existing research evidence, with the aim of providing targeted answers to specific research questions. This method involves three main stages, namely planning, implementation, and reporting. The object of research in this article is the involvement of fathers in parenting. The data analysis used is thematic analysis, which is a process that includes reading through a set of data and searching for patterns of meaning in the data in order to identify and find topics that will appear in this study. The findings of this study indicate that the father's involvement in parenting is able to meet psychological needs, maintain the mother's mental health and provide psychological support to the child. This study reveals the importance of Father Involvement in Family Life, provides deep insight into its positive impact on the psychological well-being of the wife as a mother and also has a significant effect on the psychological development of children.</p> 2024-03-19T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/ceria/article/view/22204 Digital Storytelling: Penerapan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Anak Usia 5-6 Tahun 2024-02-21T14:37:04+00:00 Elah Nurelah elahnurelah76@gmail.com Lenny Nuraeni lennynuraeni86@ikipsiliwangi.ac.id <p>Penelitian tentang pendidikan anak usia dini dan teknologi telah banyak dilakukan sejak pandemik COVID-19 mulai mewabah, terutama dalam segi perkembangan bahasa reseptif anak. Namun diera digital ini para pendidik dapat memanfaatkan semua aplikasi seperti <em>Digital Storytelling</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan media <em>digital storytelling</em> terhadap perkembangan bahasa reseptif anak usia 5-6 tahun di TKA Nurul Ilmi. Metode penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan teknik analisis data model Kemmis dan Taggart yang terdiri atas empat tahapan yakni: rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi pada 19 anak usia 5-6 tahun di TKA Nurul Ilmi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen observasi dan dokumentasi. Data dilakukan dengan menganalisis data menggunakan reduksi data, display data kemudian menarik kesimpulan. Penelitian dilakukan menggunakan media <em>digital storytelling</em> untuk meningkatkan kemampuan bahasa reseptif anak di TKA Nurul Ilmi. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari data sampel 19 anak di TKA Nurul Ilmi Cimahi mulai dari pra siklus sampai siklus dua yang terdiri dari dua pertemuan setiap siklusnya memperlihatkan hasil yang cukup signifikan dengan adanya peningkatan disetiap pertemuan persiklusnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan bahasa reseptif anak dapat ditingkatkan melalui penerapan teknologi media <em>digital storytelling</em>. Hal ini menunjukkan bahwa <em>digital storytelling</em> dapat meningkatkan kemampuan bahasa reseptif anak usia 5-6 tahun.</p> <p>Research on early childhood education and technology has been widely carried out since the COVID-19 pandemic began to become epidemic, especially in terms of the development of children's receptive language. However, in this digital era, educators can take advantage of all applications, such as digital storytelling. This study aims to determine the improvement of digital storytelling media on the development of receptive language for children aged 5–6 years at TKA Nurul Ilmi. The research method uses a classroom action research method with data analysis techniques from the Kemmis and Taggart models, which consist of four stages, namely: planning, action, observation, and reflection, on 19 children aged 5–6 years at TKA Nurul Ilmi. Data collection techniques in this study used observation and documentation instruments. The data is collected by analyzing the data using data reduction, displaying the data, and then concluding. The study was conducted using digital storytelling media to improve children's receptive language skills at TKA Nurul Ilmi. This study shows that from the sample data of 19 children at TKA Nurul Ilmi Cimahi, from pre-cycle to cycle two, consisting of two meetings, each cycle showed significant results with an increase in each meeting per cycle. This study shows that children's receptive language skills can be improved through the application of digital storytelling media technology. This shows that digital storytelling can improve the receptive language skills of children aged 5–6 years.</p> 2024-03-17T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/ceria/article/view/21712 Tari Jaipong: Implementasi Tari dalam Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini 2024-02-26T14:09:16+00:00 Rina Nenggi Triska rinabahdim2510@gmail.com Ifat Fatimah Zahro ifat-fatimah@ikipsiliwangi.ac.id Sharina Munggaraning Westhisi sharina@ikipsiliwangi.ac.id <p>Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan guru dalam menstimulasi kemampuan motorik kasar anak usia dini sehingga anak bosan dan jenuh pada saat melakukan pembelajaran. Maka diperlukan hal yang baru untuk untuk menarik minat belajar anak dan salah satu caranya adalah dengan tari jaipong yang di laksanakan 2 kali dalam seminggu ketika pembelajaran gerak dan lagu, dan setelah senam irama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan stimulasi motorik kasar anak usia 5-6 tahun melalui tari jaipong, respon anak, dan kendala yang dialami oleh guru pada saat implementasi tari jaipong. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, verifikasi atau penarikan kesimpulan dengan bejumlah 10 orang anak kelompok B. Hasil dari penelitin ini, guru membuat terlebih dahulu RPPM dan RPPH berdasarkan kurikulum 13 anak sangat antusias ketika mengikuti kegiatan, anak tidak kaku pada saat melakukan gerakan. Maka dapat disimpulkan bahwa pemilihan seni tari jaipong dapat menjadi alternatif untuk menstimulasi kemampuan motori kasar anak usia 5-6 Tahun, dengan gerakan gerakan yang sederhana yang dapat ditirukan oleh anak, serta sebagai alternatif untuk mengenalkan budaya daerah sejak dini.</p> <p>This research was motivated by the low ability of teachers to stimulate the gross motor skills of young children so that children get bored and fed up when learning. So new things are needed to attract children's interest in learning and one way is with the Jaipong dance which is held twice a week when learning movements and songs, and after rhythmic gymnastics. This research aims to determine the planning for gross motor stimulation of children aged 5-6 years through Jaipong dance, the children's responses, and the obstacles experienced by teachers when implementing Jaipong dance. The research method used is descriptive with a qualitative approach, and data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The analysis techniques used were data reduction, data presentation, verification, and concluding with a total of 10 group B children. The results of this research were that the teacher first made RPPM and RPPH based on the curriculum. 13 children were very enthusiastic when taking part in the activities, and the children were not stiff at the time. make a move. So it can be concluded that choosing Jaipong dance art can be an alternative for stimulating the gross motor skills of children aged 5-6 years, with simple movements that children can imitate, as well as an alternative for introducing regional culture from an early age.</p> 2024-03-16T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/ceria/article/view/19552 Tujuh Balok Montessori dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritia Anak Usia Dini 2024-03-01T09:04:54+00:00 Mega Marlina egamarlina1@gmail.co Ifat Fatimah Zahro ifat-fatimah@ikipsiliwangi.ac.id Ririn Hunafa Lestari ririnhunafa@ikipsiliwangi.ac.id <p>Penguasaan perkembangan kognitif anak usia dini diantaranya kemampuan berpikir kritis, akan tetapi tidak semua anak mempunyai kematangan yang sama, sebab dipengaruhi faktor eksternal yaitu lingkungan. Melalui pembelajaran Montessori yang diadakan oleh sekolah Prime Smart Islamic Montessori School menyediakan lingkungan pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan anak yaitu kemampuan berpikir kritis. Penelitian bertujuan mengetahui implementasi tujuh balok Montessori yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak. Penelitian menggunakan metode penelitian studi kasus. Studi kasus adalah penelitian mengenai status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Data penelitian bersumber dari observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan subjek penelitian satu tenaga pendidik dan lima anak didik. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan model Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Tujuh balok Montessori yaitu <em>Knobbed Cylinders</em>, <em>Knobbles Cylinder, Pink Tower, Brown Stairs , Color Box 1 &amp; 2</em>, <em>2D Geometry Shapes, 3D Geometry </em>dijadikan media belajar yang dapat menstimulasi anak berpendapat, membandingkan konsep besar-kecil, tinggi-rendah, lebar-sempit, banyak-sedikit, menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, serta mengaitkan bentuk, warna pada lingkungan sekitar atau pemahamannya. Sehingga, tujuh balok Montessori ini dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis anak usia 4-5 tahun</p> <p>Mastery of early childhood cognitive development includes critical thinking skills, but not all children have the same maturity because it is influenced by external factors, namely the environment. Through Montessori learning held by the Prime Smart Islamic School, the Montessori School provides a learning environment that is appropriate to the child’s developmental stage, namely the ability to think critically. This study aims to determine the implementation of the seven Montessori blocks that can develop children’s critical thinking skills. The research uses case-study research methods. A case study is a study of the status of the research subject concerning a specific or distinctive phase of the whole personality. Research data was sourced from observations, interviews, and documentation with research subjects, including one educator and five students. In analyzing the data, the researcher uses the Miles and Huberman model, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing and verification. Seven Montessori blocks, namely Knobbed Cylinders, Knobbles Cylinder, Pink Tower, Brown Stairs, Color Box 1 and 2, 2D Geometry Shapes, and 3D Geometry Shapes, are used as learning media that can stimulate children to think, compare the concepts of big, small, high, wide, narrow, many, and little, answer questions, solve problems, and relate shapes and colors to the surrounding environment or understanding. Thus, these seven Montessori blocks can develop critical thinking skills for children aged 4–5 years.</p> 2024-03-14T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif) https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/ceria/article/view/22135 Media Montase Tiga Dimensi: Pengembangan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 2024-02-16T07:44:33+00:00 Novianti Novianti ibunyaygf@gmail.com Ghina Wulansuci ghinawulansuci@ikipsiliwangi.ic.id <p>Latar belakang penelitian ini karena masih rendahnya kemampuan motorik halus anak dan media pembelajaran yang disajikan oleh guru kurang bervariasi, maka diperlukan media yang tepat dalam menstimulasi kemampuan motorik halus anak, yaitu menggunakan media montase. Media montase adalah hasil karya seni menggunakan teknik menempel gambar dari beberapa sumber dalam suatu media lalu dikombinasikan menjadi susunan karya yang baru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelayakan produk media montase yang dikembangkan menjadi media tiga dimensi berbasis barang bekas dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini. Penelitian ini adalah penelitian RnD, Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik Pospaud Graha Berseri Cilame berjumlah lima anak, teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dengan guru kelas A, observasi dan angket, Analisis yang digunakan analisis secara deskriptif dengan satu variabel yaitu variabel kualitas dianalisis dengan data kualitatif didapat dari penilaian kualitas produk berupa saran dan masukan dari ahli media, ahli materi dan praktisi, dan data kuantitatif dihasilkan dari angket. Hasil penilaian dari media yang dikembangkan mendapat persentase 70% kriteria “Baik”, ahli media diperoleh nilai 75% dengan kriteria “Baik” dan praktisi 60 % dengan kriteria “Baik”. Dapat disimpulkan bahwa hasil validasi produk sudah layak untuk digunakan dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak. </p> <p>The background of this research is that because children's fine motor skills are still low and the learning media presented by the teacher are less varied, it is necessary to use the right media to stimulate children's fine motor skills, namely using montage media. Media montage is a work of art using the technique of pasting images from several sources in a medium and then combining them into a new composition of works. The purpose of this study was to determine the feasibility of montage media products that were developed into three-dimensional media based on used goods to improve the fine motor skills of early childhood. This research is an R&amp;D study. The subjects in this study were five children of Pospaud Graha Berseri Cilame students. Data collection techniques used were interviews with class A teachers, observations, and questionnaires. The analysis used was descriptive analysis with one variable, namely the quality variable, which was analyzed with data. Qualitative data was obtained from product quality assessment in the form of suggestions and input from media experts, material experts, and practitioners, and quantitative data generated from questionnaires. The results of the assessment of the developed media received a percentage of 70% "good" criteria, media experts obtained a 75% score with "good" criteria and 60% practitioners with "good" criteria. It can be concluded that the product validation results are feasible to use to improve children's fine motor skills.</p> 2024-03-14T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif)