PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PEMANFAATAN KEKAYAAN ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS IV

Authors

  • Deti Daswati IKIP Siliwangi
  • Deden Herdiana Altaftazani IKIP Siliwangi
  • Uus Kuswendi IKIP Siliwangi

DOI:

https://doi.org/10.22460/collase.v4i1.4806

Abstract

Hasil dari penelitian dilihat dari test evaluasi belajar mengalami peningkatan dari test kemampuan awal (Pretest) dengan nilai rata-rata 35,82 menjadi 80,30 dengan enam kali pertemuan melalui test yang dilakukan di tiap akhir pertemuan yang bertujuan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran. Kemampuan sikap meningkat melalui sikap lebih mandiri dan dewasa, sanggup memberikan aspirasi dan dapat mendapatkan anggapan dari orang lain, serta memiliki sikap sosial yang positif dengan teman sekelasnya. Kemampuan keterampilan meningkat dengan ditandai oleh siswa mampu untuk mengidentifikasi, mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan bersama kelompoknya tentang masalah pemanfaatan kekayaan alam yang ada di lingkungan sekitar (kota, kabupaten, dan provinsi).

 

Peningkatan tersebut diperoleh dari tindakan menerapkan capa pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPS melalui lima tahapan, yakni siswa menemukan pemanfaatan kekayaan alam di Indonesia lewat media massa ( surat kabar, internet, atau televisi ); siswa membentuk kelompok belajar; melalui diskusi kelompok siswa melakukan penyidikan dengan mengidentifikasi pemanfaatan kekayaan alam yang ada di lingkungan sekitar; siswa membuat laporan dengan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang tertera pada Lembar Kerja Siswa; siswa mempresentasikan hasil diskusi; dan siswa membuat kesimpulan.

 

Kesulitan yang ditemukan pada saat proses belajar mengajar dengan cara pembelajaran berbasis masalah yakni diantaranya :

  1. Dalam suatu kelas setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, sehingga apabila dalam kelompok itu terdapat anak yang kemampuannya lebih tinggi membuat anak yang kemampuannya kurang menjadi santai atau tidak ikut dalam memecahkan masalah.
  2. Adakalanya siswa tak mempunyai ketertarikan atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa persoalan yang dipelajari susah untuk diselesaikan, maka mereka akan merasa tidak mau untuk mencoba.
  3. Keberhasilan taktik pembelajaran lewat model Problem Based Learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

References

Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Mustaji. (2005). Keunggulan Model Problem Based Learning, diakses tanggal 21 Desember 2019, waktu: 08.40 WIB, dari http.//pgsd://misemarun084.blogspot.co.id/2012/03/problem-based-learning-pbl.html?m=1

Sani, Ridwan Abdullah. (2015). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sanjaya. (2007). Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based Learning, diakses tangga 21 Desember 2019, waktu: 13.09 WIB, dari http.//pgsd-vita.blogspot.co.id/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. AlfaBeta.

Downloads

Published

2021-02-02

Issue

Section

Articles