Maumere (Gemu Fa Mire): Pembelajaran Tari Kreasi Baru untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini
Keywords:
Kinesthetic Intelligence, Maumere New Creation Dance (Gemu Fa Mire), Early ChildhoodAbstract
Kecerdasan kinestetik merupakan kecerdasan yang dimiliki oleh beberapa anak, kecerdasan ini melibatkan anggota tubuh seseorang untuk bergerak. Berdasarkan temuan dilapangan, kecerdasan ini belum sepenuhnya terstimulasi, karena sempat munculnya COVID-19 dan pembelajaran yang dilakukan cenderung lebih memperhatikan kepada aspek perkembangan kognitif. Solusi penelitian yaitu menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tentunya berpusat pada kecerdasan kinestetik anak dengan pembelajaran tari. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kecerdasan kinestestik anak dengan mengimplementsikan pembelajaran tari kreasi baru Maumere (Gemu Fa Mire). Indikator penilaian dilihat dari 3 indikator yakni kelenturan, kecepatan dan koordinasi mata-kepala-tangan-kaki. Metode penelitian memakai deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yaitu lima anak usia dini. Teknik pengumpulan pada penelitian ini melalui pengamatan, interaksi langsung (wawancara) dan dokumentasi. Analisis data menggunakan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa selama observasi berlangsung dari pertemuan awal hingga akhir banyak mengalami peningkatan, terlihat dari awal pertemuan masih terdapat anak yang belum berkembang dalam 3 indikator, hingga akhirnya dapat mencapai keterangan berkembang sangat baik dalam kecerdasan kinestetik secara optimal. Kinesthetic intelligence is a type of intelligence possessed by some children that involves using their body parts for movement. Field findings indicate that the emergence of COVID-19 and the emphasis on cognitive development have partially hindered the full stimulation of this intelligence. The research solution is to create an active and enjoyable learning environment targeting children's kinesthetic intelligence through dance-based learning. This research aims to enhance children's kinesthetic intelligence by implementing a new creative dance called Maumere (Gemu Fa Mire). The assessment indicators include flexibility, speed, and eye-head-hand-foot coordination. The research method employed is qualitative-descriptive. The research subjects consist of five young children. Data collection techniques include observation, direct interaction (interviews), and documentation. Data analysis is conducted using triangulation. The research results indicate that throughout the observation period, from the initial meeting to the end, there was significant improvement observed. Initially, some children were found to be lagging in all three indicators, but eventually, they were able to achieve excellent development in kinesthetic intelligence.References
Akbar, R. F. (2015). Analisis Persepsi Pelajar Tingkat Menengah Pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus. Edukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 10(1), 189–210. https://doi.org/10.21043/edukasia.v10i1.791
Halimah, S. L., & Komala. (2021). Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Anak Melalui. 4(3), 1478–1486. http://repository.radenintan.ac.id/8505/1/SKRIPSI.pdf
Meitarani, L. (2019). Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Melalui Tari Kreatif Untuk Anak Usia 5-6 Tahun Di Taman Kanak-Kanak Assaid Larangan. Instruksional, 1(1), 32. https://doi.org/10.24853/instruksional.1.1.32-42
Rahayu, T., Syafril, S., Wekke, I. S., & Erlinda, R. (2019, September 15). Teknik Menulis Review Literatur Dalam Sebuah Artikel Ilmiah. https://doi.org/10.31227/osf.io/z6m2y
Rahmadani, D. I., & Kusumastuti, N.D. (2022). Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Melalui Seni Tari Tradisional Anak Usia 4-6 Tahun Di Sanggar Chandra Perfoming Art School. Universitas Hamzanwadi, 6(01), 270–276. https://doi.org/10.29408/goldenage.v6i1.5515
Siswantari, H., & Putra, L. D. (2021). Pengembangan Modul Pembelajaran Tari Kreasi Bagi Mahasiswa. Jurnal Seni Tari, 1(10), 104–111. 10.15294/JST.V10I1.47562
Sobariah, S., & Santana, F. D. T. (2019). Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Melalui Media Tari Mapag Layung. CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif), 2(6), 370. https://doi.org/10.22460/ceria.v2i6.p370-375
Syarifah, S. (2019). Konsep Kecerdasan Majemuk Howard Gardner. SUSTAINABLE: Jurnal Kajian Mutu Pendidikan, 2(2), 176–197. https://doi.org/10.32923/kjmp.v2i2.987
Utami, W. T., Yeni, I., & Yaswinda, Y. (2019). Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Tradisional di Taman Kanak-kanak Sani Ashila Padang. Jurnal Ilmiah Potensia, 4(2), 87–94. https://doi.org/10.33369/jip.4.2.87-94
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No. 41. (2003). Presiden republik indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1985 Tentang Jalan, 1, 1–5.
Wiranata, I. G. L. A. (2022). Penerapan Tari Bali Untuk Pengembangan Kecerdasan Kin-estetik Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Potensia, 7(2), 154-161. https://doi.org/10.33369/jip.7.2.154-161
Wulandari, A. (2019). Implementasi Tari Kreasi Dalam Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak Di TK Rama Landbaw Gisting Tanggamus Tahun 2018/2019 (Doctoral Dissertation, Uin Raden Intan Lampung). http://repository.radenintan.ac.id/7055/1/skripsi.pdf
Wulansuci, G., & Kurniati, E. 2019. (2019). Pembelajaran Calistung (Membaca, Menulis, Berhitung) dengan Resiko Terjadinya Stress Akademik pada Anak Usia Dini. Jurnal Tunas Siliwangi, 5(1), 38–44. https://doi.org/10.22460/ts.v5i1p44-50.1272